white chrysant

white chrysant

Wednesday, August 21, 2013

Inilah penyesalanku yang teramat dalam, yang tak berani kuungkapkan pada siapa pun.

Selasa , 9 Juli 2013,pagi jam 7, tepat sehari sebelum puasa Ramadhan, aku bersama hubby jg ibu membawa bapak ke UGD, karena bapak terus menerus mengeluh sesak napas, Entah mengapa di UGD di tolak karena katanya sesak bapak gak parah, dan menganjurkan ke Poly Paru. Terpakasa kami membawa bapak ke lobi, untuk menunggu dokter datang. dalam proses menunggu yg cukup lama itu, tangan kiri bapak jadi membengkak cukup besar, dan sesaknya jadi bertambah.
jam 9.30 bapak baru dipanggil, dokter sangat menyesalkan mengapa pihak UGD menolak bapak, dan segera bapak di nebule (diuap) dan segera di rujuk rawat inap.
Jam 10.00 bapak sudah dapat ruang 24A no 13B, rupanya ini jadi ruang rawat inap terakhir bapak setelah berkali2 keluar masuk rumah sakit.
sekitar 4 hari di RS, dokter merujuk bapak untuk disinar radioterapi pada bagian paru dan kepala, sebabanyak 5 kali proses penyinaran dalam waktu sekitar seminggu, setelah penyinaran terakhir, dokter radioterapi memanggilku(mewakili keluarga) untuk bicara secara tertutup mengenai penyakit bapak.
Dokter bilang, bahwa proses penyinaran kanker dibagian paru tidak ada hasil, dan tidak perlu lagi dilanjutkan ke tahap penyinaran kanker yang ada di bagian kepala. Kata dokter sebaiknya bapak disenang2kan hatinya, dan dipertemukan dengan keluarga dekat maupun yang jauh. Duuuhh sungguh membuat kecil hatiku perkatan dokter ini.
Kemudian sekitar dua hari kemudian dokter spesialis paru yang menangani bapak pun memanggilku ke ruangannya, dia bilang bahwa kanker bapak sudah mencapai stadium 4 (akhir), dan sudah mendesak bagian paru-paru yang sehat (yang sehat tinggal 30-40 %), karenanya nafas bapak semakin sesak tiada hentinya. ini berarti bapak mengalami sesak nafas akut selama kurleb 1.5 bulan, Astaghfirullah... padahal orang yang sehat sering melupakan nikmatnya nafas!
Selain sesak nafas, bapak juga mengalami suara nafas yang cukup keras seperti orang mendengkur, karena ada cairan(lendir) diparu dan saluran nafas. Bahkan dokter sempat menyedot cairan itu dari paru2 bapak lewat punggung, dapat cairan sebanyak 2 botol Aqua besar, yang dilakukan 2 tahap(2 hari), berwarna putih keabuan.
Kankernya itu juga sudah mendesak/menjepit beberapa syaraf yang menyebabkan tangan kanan bapak bengkak 3 kali lipat dari ukuran normal, bagian leher juga bengkak. muncul juga beberapa benjolan di telapak tangan sebelah kiri, dibawah tulang rusuk kanan, juga beberapa di leher belakang. Selain itu yang bikin kami sangat sedih, penglihatan bapak sudah mulai kabur, bahkan tidak tampak sama sekali, ingin menjerit rasanya melihat keadaan bapak yang semakin parah. Tapi aku berusaha tetap bersemangat berusaha agar bapak menjadi lebih baik. Selain obat dokter aku juga memberi rebusan daun sirsak juga kapsul extrak nya, walau sangat sulit untuk memberikannya.
Sekitar 10 hari sebelum lebaran(30 Juli), dokter memberitahu kami bahwa bapak boleh pulang dalam beberapa hari kedepan, dan memberi tahu agar disiapkan tabung oxygen di rumah. karenanya infus bapak di lepas, obat2 an suntik juga dikurangi, diganti obat oral. tapi sesak bapak jadi semakin parah. Untuk minum aja harus sedikit2, dua teguk, lalu istirahat dulu menstabilkan nafas, lalu dilanjutkan lagi, apalagi untuk makan dan aktifitas lain.
Rambut bapak pun mulai rontok, batapa kagetnya aku ketika suatu pagi menyeka bapak, kucoba tarik(jumput)perlahan rambut bapak, dan langsung terlepas begitu mudahnya. aku tidak berani mengatakan pada bapak. tapi lama kelamaan (2 hari kemudian) bapak tau juga karena rontoknya semakin banyak, nyaris gundul, seperti yang terjadi pasca kemo terapy dulu dan membuat badan bapak terasa gatal karena rambut yang rontok menempel di tubuhnya.
Di bagian pinggang sebelah kanan mulai terdapat bercak2 merah kebiruan, ingin menangis aku melihatnya... Ya Allah.. apa ini pertanda bahwa kangker bapak semakin parah..punggung kanan juga tampak membengkak.
Perkiraanku tanggal 2 Agt bapak boleh pulang, karena tanggal 3 agt sudah mulai cuti bersama.
Tapi tanggal 2 Agt pagi (hari jum'at) ternyata dokter belum mengijinkan bapak pulang dan berpamitan untuk cuti, bahkan memberi resep untuk 3 hari kedepan.Kukira ini pertanda bahwa dokter memang tidak mengijinkan bapak untuk pulang.
Akhirnya aku dan ibu mengikhlasakan untuk berlebaran di rumah sakit, dan memasrahkan semua pada Allah. Tapi ternyata Subhanallah, hari senin, 5 Agt 2013(3 hari sebelum lebaran), dokter tiba2 datang, dan mengijinkan bapak untuk pulang, tapi harus segera rawat inap lagi sehabis lebaran.
akhirnya sore harinya aku bersama hubby menjemput bapak.
Dengan bersusah payah kami dibantu satu perawat dan 2 saudara dari Batu, menurunkan bapak dari tempat tidur ke kursi roda, hal ini tentu membuat bapak sangat stres mengingat bapak sudah sabulan cuma berbaring saja, juga sangat tergantung dengan oxygen, setelah istirahat beberapa saat, kami langsung melarikan ke mobil, dan kembali bersusah payah lagi ketika memindahkan bapak dari kursi roda ke mobil, keadaan sangat kacau, tapi kenyamanan bapak yang paling utama, bapak mengalami stres tingkat tinggi sampai suaranya nyaris hilang, tidak bisa berkata2 dengan sempurna. Mana jalanan sangat macet, maklum sudah mendekati lebaran.
Aku menjadi sangat khawatir, kucoba untuk menenangkan bapak dan terus menyemprotkan oxygen, setelah beberapa lama, syukurlah, suara bapak kembali normal.
Sehabis maghrib, kami tiba di rumah, saudara2 yang lain sudah menunggu semua di rumah. Bapak sangat senang bisa masuk rumahnya kembali.
Hari demi hari terlewati seperti biasa, bapak tetap sesak nafasnya, ditengah kesibukanku menjelang dan di masa lebaran, aku selalu berusaha menyempatkan menjenguk bapak, walau sebentar.
Tanggal 11 Agustus 2013, akan ada pertemuan keluarga dimana bapak adalah pengurusnya. Tapi karena keadaan seperti ini, jadi yang datang cuma anak2 nya. Aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi ke kota B.

Sabtu, 10 Agustus 2013 jam 3.05, adikku telp, dia bilang bapak sudah tidak ingat lagi, dan juga memanggil2 namaku minta dibeliin sendal jepit. waktu itu aku lagi di toko, menunggu hubby yg gak datang2, padahal kepalaku terasa sakit yang teramat sangat juga ngantuk, mungkin krn kelelahan bekerja seharian, juga kurang tidur semalam. Hatiku juga merasa sangat kesal pada hubby karena gak juga datang. Dan aku menganngap telp adikku adalah hal yg biasa, dan aku menunggu besok pagi akan datang menemui bapak.
Sebenarnya aku merasa dilema, disatu sisi aku ingin menjenguk bapak, tapi disisi lain aku harus mempersiapkan makan buat ibu mertua. Hari sudah sore dan aku memutuskan pulang untuk memasak buat buka ibu mertua yang lagi puasa syawal.
jam 4.21 PM, adikku telp lagi, tp aku gk dengar. lagi2 aku meremehkannya. aku merasa bapak akan baik2 saja. Tapi hal ini ternyata menjadi penyesalanku yang teramat dalam...
Entahlah, kenapa malam itu aku merasa lelah sekali, dan aku tau hubbyku jg sangat capek. Dan besok paginya kami juga keluarga adikku berencana mau menghadiri acara pertemuan keluarga di rumah paman (adik bapak) di kota B.
Rupanya sikapku yg suka menggampangkan itu, menjadi penyesalan seumur hidupku. Andai saja aku datang, pastinya aku berkesempatan untuk berbicara di hari terakhir hidup bapak...
mlm itu kami udh mantap mau berangkat ke kota B besok abis subuh, tp tiba2 pada jam 2.30 dini hari, ibuku telp aku, katanya bpk gk sadar, cm mengigau2. Dan ibu meminta untuk membatalkan rencana ke rumah paman. Ibu coba ngasih minum pake sendok, tp bpk kurang bs nelan.
Trus aku bangun, sholat malam juga bacain surat Yasin n Ra'd buat bapak, sambil nunggu Subuh. rencanaku abis sholat subuh, aku mau langsung ke rumah bapak, ehh... lagi2 kok ada aja yg sepertinya menghalangiku, aku tertidur dengan masih menggunakan mukenah. Jam 5 an baru terbangun trus sholat subuh, mandi, baru berangkat. tapi mampir dulu dipasar belanja pesanan ibuku, sampai rumah bapak sekitar jam 5.30, dan aku sudah Terlambat !! Inilah penyesalanku yg kedua. Aku tidak bisa memaafkan diriku...
Innalillahi wa innalilahi roji'un, ternyata bapak udh meninggal sekitar 5 menit sebelum aku datang.
Hari Minggu, Tanggal 11 Agustus 2013, jam 5.30 pagi Allah telah memanggil Bapak, dalam keadaan tenang, halus, tak terlihat nazaknya. tak satu pun dari kami yg menangis, kami selalu mengingatkan kl ada salah satu dari kami yg akan menangis. Karena bapak sudah mewanti2 kami semua agar tidak menangis bila bapak meninggal.
Sepertinya aku masih kurang banyak berbakti pada bapak, Apalagi aku adalah anak paling disayangi bapak sejak kecil. Masih ingin rasanya terus merawat bapak, menyuapi, menyeka, membersihkan kotoran dan air seninya.... Demi Allah, aku melakukannya dengan senang hati.
Terkadang aku juga rindu pulang ke rumah sakit, karena rumah sakit seperti rumah keduaku saking seringnya aku di sana.
Kata ibu, sehabis subuh sekitar jam 5 an sebelum bapak meninggal, bapak terlihat menangis, apakah mungkin waktu itu bapak kedatangan malaikat yang akan mencabut nyawanya? Wallahua'lam..
But, so much I want to know...
Ingin sekali aku bertemu bapak dalam mimpi... tapi belum kesampaian sampai saat ini.
Hari minggu pagi setelah 7 hari meninggalnya bapak, aku baru berkesempatan berziarah ke makamnya. Aku datang sendirian, ditengah makam yang luas dan sepi, aku sendirian berdoa di sana, dan membaca surat Yasin, aku berusaha menahan untuk tidak menangis sampai tenggorakanku terasa sangat sakit seperti tercekik, tapi aku tetap melanjutkan membaca Yasin.
Semoga do'a2ku untuk bapak diterima oleh Allah. Semoga Allah mengampuni dosa2nya, menerima amal berbuatannya, menghindarkan dari siksa kubur dan siksa neraka, memberikan bapak rahmatNya agar bisa masuk ke surga Nya dan menerimanya di sisiNya. Amin Ya Robbal alamin.